SARAF kejepit jangan didiamkan. Terlebih jika Anda memiliki beberapa faktor risiko ini, seperti obesitas, sering membungkuk, duduk lama, atau mengangkat beban berat secara rutin.
Masalah saraf kejepit ini kerap dianggap sepele oleh sebagian orang. Padahal, kalau didiamkan bisa memicu risiko penyakit lebih serius seperti kerusakan saraf permanen.
Sebetulnya apa sih penyakit saraf kejepit itu?
Menurut Dokter Spesialis Saraf DRI Clinic dr Irca Ahyar, Sp.N, saraf kejepit bisa terjadi salah satunya akibat Herniated Nucleus Pulposus (HNP).
HNP itu sendiri adalah kondisi ketika bantalan lunak di antara ruas-ruas tulang belakang mengalami penekanan, sehingga bantalan lunak itu pecah dan luruh yang menyebabkan penekanan saraf.
"Pasien saraf kejepit itu gak hanya merasa nyeri di beberapa bagian tubuh, tapi ada juga yang mengeluh mati rasa, nyeri hebat, atau sensasi terbakar. Kesemutan, otot terasa lemah, serta kaki dan tangan sulit digerakan juga gejala saraf kejepit lainnya," papar dr Irca pada MNC Portal, Sabtu (22/7/2023).
Perlu pemeriksaan komprehensif untuk menentukan benar atau tidaknya seseorang mengalami saraf kejepit. Tim medis biasanya menyarankan konsultasi terlebih dulu dengan dokter saraf, lalu pemeriksaan tulang belakang dengan CT Scan atau MRI.
Pemeriksaan radiologi itu penting untuk melihat lokasi dan seberapa parah kondisi saraf kejepitnya. Kemudian dokter spesialis saraf akan merencanakan pengobatan yang diperlukan pasien.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika didiagnosis saraf kejepit? Apakah operasi satu-satunya solusi?