Jurnal American Heart Association Stroke menemukan fakta resiko stroke jauh lebih besar ketika insomnia terjadi pada mereka yang usianya lebih muda. Mereka yang berusia 18-34 tahun delapan kali lebih rentan terkena stroke akibat gangguan tidur.
“Kami sangat yakin bahwa individu dengan insomnia kronis terjadi terutama pada orang yang lebih muda. Mereka menemui dokter untuk menilai faktor risiko stroke dan jika diindikasikan mereka akan mendapat pengobatan tepat,” ujar Ya-Wen Hsu, Ph.D penulis studi dan asisten profesor di Chia Nan University of Pharmacy and Science.
Phyllis Zee direktur pusat pengobatan Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern di Chicago menjelaskan bahwa kurang tidur dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam mengatur metabolisme dan tekanan darah.
Penulis studi, Dr Wendemi Sawadogo, dari Virginia Commonwealth University di Richmond dan anggota American Academy of Neurology, mengatakan banyak terapi untuk meningkatkan kualitas tidur seseorang.
Namun sebelumnya, ahli medis perlu mengetahui penyebab masalah tidur yang mereka hadapi. Dengan begitu dapat menentukan tindakan untuk mengantisipasi kemungkinan resiko stroke.