Fermentasi dilakukan dengan membungkus tempe menggunakan daun dan difermentasi selama 24-72 jam. Setelah melalui fermentasi, maka
kacang kedelai yang dibungkus akan terikat satu sama lain dengan jamur ragi yang berwarna putih. Selesai difermentasi, tempe dimasak dengan dipotong seperti daging. Teknologi pengolahan tempe merupakan teknologi yang turun temurun berasal dari rakyat.
Umumnya tempe dikonsumsi sebagai pengganti daging yang dipadukan dengan nasi dan sayuran. Tempe mengandung sedikit lemak, sehingga mengkonsumsi tempe akan membuat perut kita terisi penuh.
Tempe akan lebih cocok untuk disajikan bersama dengan nasi, sambal, tempe orek dan sayuran. Apalagi jika masih panas, tekstur tempe goreng yang renyah sangat memuaskan lidah masyarakat Indonesia.
Tetapi saat ini tak hanya di Indonesia, banyak penduduk di negara lain yang mengonsumsi tempe, salah satunya adalah Inggris.
Jonathan Agranoff, peneli tempe asal Inggris, mengatakan sajian tempe sangat mahal dan langka di Inggris.
Dengan menempati posisi keempat di dunia sebagai hidangan vegan terbaik, membuktikan eksistensi tempe sudah mendunia.
(Salman Mardira)