PANDEMI Covid-19 memang sudah berakhir. Namun, bayang-bayang berbagai dampaknya masih terus hadir. Meski pemulihan dari berbagai sektor terus bergulir, tak sedikit masyarakat di Tanah Air yang masih khawatir.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah salah satu sektor yang sangat terpukul akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, UMKM memiliki kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian nasional.
Namun, pandemi Covid-19 juga memberikan hikmah tersendiri bagi para pelaku bisnis online inspiratif yang kiprahnya memberi dampak positif pada masyarakat. Mereka juga menjadi sumber motivasi bagi orang lain untuk bergerak maju pasca pandemi Covid-19.
Apalagi, di masa Pandemi Covid-19, para pelaku bisnis online justru memberi dampak besar terhadap peningkatan jumlah pengunjung situs e-commerce. Hal ini secara tidak langsung juga turut berpengaruh pada sisi ekonomi.
Mulai dari peningkatan transaksi keuangan secara online, permintaan jasa ekspedisi yang meningkat, kebutuhan bahan untuk mengemas barang juga meningkat, serta peningkatan kebutuhan tenaga kerja pada jasa ekspedisi. Salah satunyanya jasa ekspedisi JNE.
Dalam artikel ini, akan diulas beberapa kisah-kisah inspiratif dan kolaboratif antara pelaku bisnis online yang sukses membangun bisnis dan memberikan dampak positif pada masyarakat sekitar.

Salah satunya kisah dari seorang mantan pegawai swasta, Fany Atrica, yang memilih terjun ke dunia bisnis fashion online karena melihat sebuah peluang.
Ya, sebelum pandemi Covid-19 melanda, Fany mulai tertarik menggeluti bisnis fashion online karena melihat tingginya minat masyarakat terhadap kebutuhan fashion. Terlebih untuk wanita.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut, Fany lantas mencoba menjajaki bisnis fashion kecil-kecilan sesuai dengan selera pasar saat itu.
Tak butuh modal banyak, wanita asal Jember, Jawa Timur ini lantas memanfaatkan beberapa platform belanja online hingga berburu produk fashion ke Pasar Tanah Abang, Jakarta sebagai langkah awal menjual produk fashion dengan menjadi reseller.
“Awalnya itu sering banget ditanyain tentang fashion yang aku pakai. Padahal dulu baju yang sering aku pakai belinya di thrifting. Nah daripada kita spil toko orang lain, kenapa kita nggak coba jual aja. Awalnya kita juga jualnya jadi reseller. Ngambil barang di Shopee, Tanah Abang, terus dijual lagi,” ujarnya, saat dihubungi MNC Portal, baru-baru ini.
“Makin kesini, pengennya bikin baju style yang aku suka banget. Dan lagi, cewek itu kan nggak ada habisnya, setiap baju di lemari pasti selalu bilangnya nggak punya baju buat keluar. Dari situ aku yakin ini adalah pasarnya. Wanita akan selalu ingin beli,” lanjutnya.
Jika sejumlah UMKM harus mati suri selama pandemi Covid-19, hal tersebut justru berbanding terbalik dengan bisnis online yang dijalankan oleh Fany.
Ia mengaku, bahwa pandemi justru mengubah pola belanja masyarakat yang tadinya hobi shopping ke mall, menjadi hobi belanja di berbagai platform belanja online.
Hal itulah yang membuat bisnis fashion online yang dijalaninya kian menanjak. Peluang emas itu tampak dimanfaatkan betul oleh Fany. Alih-alih banyak yang berkeluh kesah, baginya di balik pandemi Covid-19 ada hikmah yang justru membawa berkah.

Fany lantas kian termotivasi untuk melakukan promosi secara masif dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial. Lantas, berkat usahanya itu, ia mulai berhasil menggaet banyak pelanggan dan produknya pun mulai banyak dikenal.
“Justru titik baliknya ketika Covid. Karena ketika orang-orang nggak bisa keluar, ke mall, nggak bisa belanja di luar, mereka justru carinya di online. Ketika toko-toko itu mundur saat Covid, mereka nggak berani stok, nggak berani promosi, kita justru lakukan promosi gencar-gencaran,” tuturnya.
“Kita justru bikin konten sebanyak-banyaknya. Sampai di reach banyak orang, dan justru dari situ kita lebih dikenal banyak orang,” imbuhnya.
Fany melanjutkan, di kala kasus pandemi Covid-19 mulai turun dan masyarakat sudah tidak dibatasi untuk keluar rumah, ia justru harus menghadapi tantangan baru.
Pasalnya, saat itu masyarakat kembali rindu dengan gaya belanja offline dimana mereka bisa kembali berkunjung ke mall. Hal itulah yang membuat bisnis fashion online sempat menurun.
“Nah, justru setelah pandemi nih ada tantangan tersendiri karena orang-orang yang dulunya belanja online, dan akhirnya mereka kangen belanja offline, dari situ kita ada efek yang berimbas juga. Ada sedikit penurunan,” ungkapnya.

Namun, berkat kehadiran berbagai platform media sosial yang canggih, ia mengaku cukup terbantu dengan tidak menyerah untuk gencar melakukan promosi.
Alhasil, bisnisnya masih bersaing dan sama-sama bangkit dengan bisnis produk fashion offline. karena hantaman Covid-19 yang berlangsung selama hampir 2 tahun lamanya.
“Gimana kita bisa tetap stay di usaha ini, ya kita harus sering ngonten, nyari informasi, udah ngonten di TikTok, udah ngonten di Instagram. Jadi memang harus update informasi, terus belajar sih,” ungkapnya.
Sepanjang perjalanan merintis bisnis onlinenya, Fany mengaku sangat terbantu dengan kehadiran jasa ekspedisi. Menurutnya, tanpa jasa ekspedisi, produk-produk fashion yang ia jual tentu tidak akan bisa sampai ke tangan pelanggan setianya yang berada di berbagai pelosok Nusantara.
“Sangat-sangat terbantu ya, karena ekspedisi ini yang membantu kita mengirim paket-paket ini ke tangan customer dengan selamat,” ujar Fanny.
Ia mengungkapkan, dari sekian banyak jasa ekspedisi yang ada, JNE lah yang menurutnya paling berkesan. Pasalnya, ia menilai JNE memiliki beragam pelayanan yang sangat berpihak kepada seller atau penjual di berbagai platform belanja online.
Salah satunya, layanan bayar ongkos kirim bulanan alias bisa dibayar sebulan sekali. Sehingga, menurut Fany, hal tersebut cukup membantunya saat pertama kali merintis usaha.
“Malah waktu itu kalau untuk JNE itu berkesannya gini, kita bisa bayar ongkir bulanan, waktu itu kita jadi bisa dibilang member ya, bayarnya sebulan sekali gitu loh,” ujarnya.
“Jadi lumayan membantu tuh, duitnya bisa kita puter dulu zaman dulu kita merintis ya. Karena kan modal itu salah satu pendukung utama,” lanjutnya.
Menurut Fany, hal berkesan lain bisa bangkit bersama JNE pasca pandemi Covid-19 adalah karena merupakan salah satu jasa ekspedisi yang memiliki pelayanan lebih cepat dan teratur.
Hal itu menurutnya sangat memudahkan dirinya untuk membangun reputasi produk fashion yang ia jual di platform belanja online. Pasalnya, seperti diketahui, banyak pelanggan yang ingin barang yang mereka beli di online datang dengan cepat dan tepat waktu.
“Kelebihan JNE dari ekspedisi lain menurut saya JNE itu ekspedisi yang nggak males ya. Kalau barang dateng, kurirnya pasti cepet gitu loh ngirimnya. Nah, kalau regular 3 hari ya pasti 3 hari dateng. Nggak yang diundur-undur karena susah cari alamat atau apa,” paparnya.
Bahkan, tak hanya di area kota-kota besar, pelayanan JNE yang cepat dan tepat waktu juga merata di seluruh pelosok negeri.
“Sejauh ini JNE memang lebih mudah sih ngirim paket. Ke pelosok negeri juga pasti ada JNE. Mau entah kemana juga pasti ada JNE,” ungkapnya.
Fany mengaku bahwa bisnisnya hingga saat ini masih terus berjalan. Tak hanya kerap mendatangkan pundi-pundi cuan, namun juga bisa memperkerjakan sejumlah karyawan.
Tercatat, hingga saat ini ia telah memberdayakan puluhan warga Jember untuk membantu usahanya. Mulai dari penjahit, tim packing, hingga admin penjualan.
Berkat kegigihan dan usaha kerasnya untuk tetap bertahan di tengah hantaman pandemi Covid-19 dan setelahnya, bisnis fashion online Fany bisa mendapatkan omset hingga ratusan juta perbulan.

Apalagi, di momen bulan Ramadhan seperti saat ini. Fany menyebut, omsetnya bisa naik berkali-kali lipat sampai menyentuh angka Rp 500 juta perbulan. Bahkan, ia optimis di bulan puasa kali ini ingin lebih gencar agar bisa menyentuh omset Rp 1 Miliar lebih per bulan.
“Untuk omset tiap bulan naik turun ya. Minimal 300 atau 400 juta lah. Tapi kalau udah mendekati bulan Ramadhan, sudah mulai naik sih, udah 500 per bulan dan Alhamdulillah, Ramadhan kali ini kita terus target di 1 M,” tuturnya.
Fany lantas ingin memberi motivasi kepada masyarakat, khususnya anak-anak muda di luar sana agar bisa memanfaatkan segala peluang yang ada.
Seperti kata pepatah, tidak ada sesuatu yang instan. Hal tersebut juga berlaku dalam menjalankan bisnis online. Untuk mencapai di titik ini, Fany mengaku telah melewati beragam bentuk kegagalan.
“Motivasinya, lakukan dan maksimalkan apapun yang ingin kalian lakukan. Jangan sampai kalian menyesal karena sudah melewatkannya Jadi mumpung masih muda, cari ilmu sebanyak-banyaknya, habiskan jatah muda kalian,” pesannya.
“Coba lagi dan coba lagi sampai kalian menemukan rumus kunci sukses, kenapa kalau saya melakukan ini gagal dan bagaimana caranya biar tidak gagal. Sukses itu nggak ada yang instan,” tutupnya.*
(Helmi Ade Saputra)