MEMASUKI masa remaja, sebagian besar anak ingin menghabiskan waktu untuk bermain, bersenang-senang, dan bergaul bersama teman sebayanya. Namun hal ini berbeda dengan Adit. Adit adalah anak laki-laki yang masih berusia 13 tahun. Kini dirinya duduk di kelas tujuh Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Di usianya yang masih amat belia, Adit harus menyeimbangkan antara waktu sekolah dengan merawat kedua orangtuanya. Melansir unggahan akun TikTok @margacistha, Minggu (12/5/2024), Adit tinggal bersama kedua orangtuanya dalam sebuah rumah sederhana yang hanya beralaskan semen.
“Adit saat ini masih duduk di kelas tujuh Luar biasa Adit masih ingin terus bersekolah meski kedua orangtuanya sakit,” tulis akun tersebut.
Bahkan bagian dindingnya juga masih dalam bentuk semen kasar. Bahkan setiap malamnya, Adit harus tidur di beralaskan tikar saja. Keluarganya hanya memiliki sebuah kasur busa tipis yang hanya cukup untuk satu orang saja.
Kasur tersebut biasanya dipakai bergantian untuk orangtuanya. Hal ini karena kedua orangtuanya telah sakit sejak lama. Ayah dan ibu Adit mengidap sakit stroke. Kondisi tersebut membuat ayah Adit tidak bisa berjalan dan harus duduk di kursi roda. Sementara sang ibu masih bisa berjalan, hanya saja membutuhkan alat bantu untuk berjalan.
“Tidur di tikar bertiga dengan bapak dan ibu. Kasurnya hanya cukup satu orang,” ujar Adit.
Adit tinggal di rumah yang sebagian atapnya sudah roboh. Karena tidak memiliki cukup uang untuk memperbaikinya, maka dibiarkan terbuka saja.
Sehingga air hujan maupun panas matahari bisa langsung masuk ke bagian dalam rumahnya. Beberapa bagian rumahnya pun dipenuhi oleh lumut lantaran sering terkena air hujan dan panas.
Rumahnya pun memiliki satu kamar lainnya yang gelap dan hanya digunakan untuk menaruh baju saja. Tidak ada kasur dalam ruangan tersebut, bahkan kamarnya pun tidak memiliki pintu. Tak cuma itu, kamar mandinya pun hanya berbentuk bilik kotak dengan alas semen dan memiliki atap. Adit biasanya memandikan sang ayah di kamar mandi tersebut.
Ketika menceritakan tentang kondisi kesehatan kedua orangtuanya, sang ayah dan ibu pun meneteskan air mata. Melihat kondisi keluarganya yang kekurangan dan tidak bisa memberikan kehidupan yang layak untuk Adit, membuat hati orangtuanya semakin hancur.
Begitu juga dengan Adit, dia sangat sedih melihat kedua orangtuanya yang sakit dan sudah tak berdaya lagi. Semangat perjuangan Adit dan kesabarannya untuk merawat kedua orangtuanya sungguh sangat luar biasa.