TERDAPAT 6 desa terapung di Indonesia yang salahnya menjadi inspirasi dalam pembuatan film Avatar: The Way of Water besutan sutradara kawakan James Cameron.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia tentunya memiliki daerah-daerah yang masyarakatnya hidup berdampingan dengan perairan. Baik itu air laut, sungai, maupun danau. Karena lekat dengan perairan, sebagian masyarakat Tanah Air bermukim di atasnya.
Berikut 6 desa terapung di Indonesia dirangkum Okezone dari beberapa sumber.
BACA JUGA: 6 Kampung Terapung Paling Unik di Dunia, Melihat Lika-liku Kehidupan di Atas Air
Kampung Terapung Suku Bajo - Wakatobi
Bagi Anda yang sudah menonton film Avatar: The Way of Water pasti tidak asing dengan suku Metkayina yang digambarkan sebagai suku penguasa lautan yang tinggal di desa terampung. Rupanya, sutradara James Cameron terinspirasi dari kehidupan Suku Bajo yang bermukim di atas perariran.
Rumah suku Bajo di laut.
Suku Bajo sendiri dipercaya tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara timur, dan Wilayah lainnya.
Salah satu kampung terapung Suku bajo ada di Mola Raya yang berlokasi di pesisir pusat ibu kota Kabupaten Wakatobi, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan. Kampung terapung ini terbagi ke dalam 5 desa, yakni Desa Mola Utara, Mola Selatan, Mola Bahari, Mola Samaturu, dan Nelayan Bhakti.
BACA JUGA: Mengenal Suku Bajo di Indonesia yang Jadi Inspirasi Film 'Avatar: The Way of Water'
Desa Tablasupa - Papua
Di Provinsi Papua juga terdapat desa terapung bernama Desa Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua. Desa ini mengapung di atas Laut Teluk Merah dengan rumah-rumah yang terbuat dari kayu dan bambu.
Selain dikenal dengan keindahan bawah lautnya, Desa Tablasuoa juga menjadi tempat pengamatan burung Cendrawasih.
Desa Ayapo - Jayapura
Kemudian ada Desa Ayapo yang berlokasi di Jayapura, Papua. Desa dengan rumah-rumah terapung ini menghadap ke Danau Sentani yang indah. Yang menarik dari perumahan di Desa Ayapo adalah bangunannya menggunakan kayu Sua, yakni jenis kayu yang memiliki ketahanan luar biasa. Karena semakin terkena air akan semakin tahan alam.
Tak hanya digunakan sebagai bangunan rumah, kayu Sua juga dimanfaatkan masyarakat Desa Ayapo sebagai pondasi jembatan ampung yang menghubungkan satu rumah ke rumah lainnya.