MASYARAKAT Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung punya tradisi unik menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yaitu dengan Dodol Bergema yang rutin digelar tiap tahun. Dodol Bergema yaitu membuat dodol bersama untuk mempererat ukhuwah antar-sesama.
Seperti yang dilakukan warga di Desa Penyampak, Kecamatan Tempilang, Bangka Barat, Rabu 1 Maret 2023. Penyelenggaraan tradisi ini turut difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Barat sebagai bagian dari pelestarian budaya.
"Ini merupakan tradisi turun temurun yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal dan berpotensi menjadi daya tarik wisata budaya, dengan adanya
BACA JUGA:Tak Sepopuler Barongsai dan Cap Go Meh, Yuk Kenali Tradisi Yee Sang yang Sarat Nilai Filosofi
fasilitasi kegiatan ini diharapkan tradisi tersebut tetap bisa lestari dan bisa diwariskan ke generasi selanjutnya," kata Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming di Penyampak seperti dilansir dari ANTARA, Kamis (1/3/2023).
Penyampak, lanjut dia, merupakan salah satu desa yang memiliki keunikan yang khas dengan memanfaatkan kuliner sebagai alat pemersatu dan menjaga silaturahim.
Penyampak terkenal dengan produk dodol dan pelaksanaan kegiatan dodol bergema yang digelar rutin setiap tahun merupakan bukti warga dalam melestarikan budaya lokal peninggalan para pendahulu.
Dodol yang lengket menjadi simbol warga pentingnya selalu menjalin tali silaturahim, mengeratkan persaudaraan dan menyatukan masyarakat untuk bergerak bersama demi hidup yang lebih baik.
"Seiring perkembangan zaman, warga tetap menggelar tradisi ini, ini bukti bahwa warga tidak melupakan adat dan budaya setempat," katanya.
BACA JUGA:Mengenal White Day, Tradisi Balasan Kasih Sayang di Jepang Usai Valentine
Setelah kegiatan pembuatan dodol hari ini, warga akan melanjutkannya dengan sedekah ruah pada 5 Maret 2023 untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Tujuan pesta adat dodol bergema adalah untuk melestarikan adat budaya sekaligus mengenalkan kepada generasi muda agar selalu menjaga peninggalan para pendahulu yang memiliki banyak nilai dan kearifan lokal yang ada di dalamnya.
Kegiatan ini juga sebagai upaya mengeratkan tali silaturahim, persaudaraan antara masyarakat Desa Penyampak dengan sanak saudara yang tersebar di berbagai desa atau daerah lain.