TEMPE adalah pangan asli Indonesia. Tempat pembuatan tempe bertaburan, khususnya di Pulah Jawa. Makanan satu ini begitu dekat dengan lidah orang Indonesia.
Menariknya, makanan yang dicap sebagai pangan 'orang susah' tersebut dikategorikan sebagai 'superfood' oleh ahli kesehatan hingga pakar pangan. Apa alasan tempe disebut 'superfood'?
Dikatakan Pakar Tempe Suliantari, tempe dikategorikan sebagai 'superfood' karena kandungan gizi yang melimpah. Salah satunya kaya akan protein.

"Tempe adalah 'superfood' karena kandungan gizi di dalam tempe tinggi, salah satunya protein. Bahkan, protein tempe sama tingginya dengan daging sapi per 100 gram-nya," terang Suliantari pada acara Launching Taro Tempe di Rumah Wijaya, Jakarta Selatan, Senin (27/2/2023).
BACA JUGA : Sederhana Namun Lezat! Catat Resep Tempe Penyet Kemangi ala Stefani Horison untuk Menu Makan Siang!
Jika dibandingkan dengan tahu, lanjut staf pengajar Ilmu Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (ITB) itu, kandungan proteinnya jauh lebih banyak tempe. Itu karena proses pembuatan tahu yang mengikis kandungan protein di dalam tahu.

"Tahu itu sumber protein yang rendah, karena pembuatan tahu itu sendiri. Jadi, kedelai kedelai diolah dengan air, ampas kedelai jadi tempe, sedangkan cairan kedelainya tahu," papar Suliantari.
Lebih lanjut, Ahli Gizi Klinik dr Fiastuti Witjaksono menerangkan bahwa tempe disebut sebagai 'superfood' karena banyak nutrisi baik di dalam tempe. Misalnya saja tinggi protein, serat, kalium, vitamin B12, besi, hingga antioksidan.
Secara lengkap, berikut kandungan gizi di dalam tempe (100gram):
Energi 201 kkal
Protein 20,8 g
Lemak 8,8 g
Karbohidrat 13,5 g
Serat 1,4 g
Abu (Ash) 1,6 g
Kalsium 155 mg
Fosfor 326 mg
Besi 4 mg
Natrium 9 mg
Kalium 234 mg
Tembaga 0,57 mg
Seng 1,7 mg
Thiamin (vitamin B1) 0,19 mg
Riboflavin 0,59 mg
Niasin 4,9 mg
Isoflavon 60,61 mg
"Meski banyak kandungan nutrisi dan gizi di dalam tempe, tapi kami tidak menyarankan konsumsi tempe mentah, karena kemungkinan ada risiko paparan bakteri yang menempel di tempe," jelas dr Fiastuti.
Dia menyarankan agar mengolah tempe dengan digoreng tapi menggunakan sedikit minyak. "Penggunaan banyak minyak malah berisiko masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung," katanya.
Selain digoreng dengan sedikit minyak, dr Fiastuti merekomendasikan agar bisa mengolah tempe jadi tempe orek, ditambahkan ke tumis sayuran, atau dibakar lalu dijadikan sambal. Rasanya juga nikmat, kok.
So, masih menganggap tempe sebagai makanan 'orang susah', padahal tempe adalah 'superfood' yang punya segudang manfaat baik untuk kesehatan?
(Helmi Ade Saputra)