Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menguak Asal-usul Nama Cilincing, Saksi Kedatangan 12 Ribu Tentara Inggris

Sri Latifah Nasution , Jurnalis-Senin, 27 Februari 2023 |07:00 WIB
Menguak Asal-usul Nama Cilincing, Saksi Kedatangan 12 Ribu Tentara Inggris
Warga ikut tradisi Nadran Pesta Laut atau Festival Kampung Nelayan di Cilincing, Jakarta Utara. (Foto: MPI/Faisal Rahman)
A
A
A

CILINCING dikenal sebagai kampung nelayan di pesisir Jakarta. Kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Utara ini memiliki hasil laut berupa kerang hijau yang melimpah.

Nama Cilincing berasal dari kata Ci Calincing. Dalam bahasa Sunda, Ci berarti sungai, dan kebetulan sungainya mengalir dari selatan ke utara.

Sementara, Calincing merupakan nama pohon sejenis belimbing wuluh yang dulu banyak tumbuh di wilayah tersebut.

 BACA JUGA:Berawal dari Sebuah Musyawarah, Begini Asal-usul Nama Ponorogo

Seiring berjalannya waktu, pelafalan nama Ci Calincing bergeser menjadi Cilincing hingga sekarang.

Dilihat dari sejarahnya, Cilincing ternyata sudah dikenal sejak era kolonial karena berada di sebelah timur Pelabuhan Tanjung Priok.

Ada dua penanda yang membuat Cilincing menjadi daerah penting kala itu di mana ada dua villa tempat peristirahatan di sana.

Pertama adalah Landhuis atau rumah kongsi Cilincing yang dibangun oleh Justinus Vinck pada tahun 1740. Bangunan tersebut masih bisa dilihat hingga sekarang, meskipun kondisinya sudah tidak terlalu baik. Saat ini, Landhuis digunakan sebagai hunian oleh beberapa pensiunan anggota polisi, dan sering disebut ‘rumah veteran’.

 BACA JUGA:Kenapa Dinamakan Tulang Bawang? Simak Asal-usulnya

Kedua, tahun 1750, didirikan landhuis kedua bernama Landhuis Vredestein oleh mantan gubernur Pantai Utara Jawa, Nicholas Hartings. Sayangnya, bangunan ini sudah tidak ada lagi, bahkan bekasnya pun sudah tak terlihat.

Mengutip dari laman Wikiwand, Cilincing memiliki peranan cukup penting dalam sejarah Jakarta. Pada 4 Agustus 1811, Cilincing menjadi saksi kedatangan 12 ribu bala tentara Inggris. Mereka mendarat dengan mulus tanpa ada perlawanan dari pihak Belanda, yang kala itu berada di bawah kekuasaan Napoleon Bonaparte, pemimpin militer Prancis.

Tim Hannigan, dalam bukunya Raffles dan Invasi ke Jawa, ia menjelaskan bahwa waktu untuk menyelesaikan pendaratan pasukan Inggris tersebut hampir 24 jam. Angkatan perang Inggris sendiri terdiri atas resimen Eropa dan India yang hampir sama besar.

Empat hari setelah pendaratan tersebut, Angkatan Napoleon Belanda yang melihat pasukan Inggris menjadi panik, dan akhirnya berlari ke perbukitan.

Ilustrasi

Dari situ, Inggris mulai menguasai area tersebut, hingga Thomas Stamford Raffles akhirnya didaulat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Meski begitu, ia hanya berkuasa dari tahun 1811 hingga 1815.

Sayangnya, kondisi Cilincing yang dulu sudah sangat berbeda dengan sekarang. Jika dulu wilayah tersebut banyak ditumbuhi pohon belimbing wuluh, sekarang sudah tak ada lagi. Terik matahari kini bersanding dengan citra baru semrawut dan kumuhnya Cilincing.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement