Sekembalinya ke Jepang, Hosono dijuluki sebagai “Lucky Japanese Boy”. Namun, seorang saksi bernama Archibald Gracie justru mengatakan jika Hosono merupakan penumpang gelap yang hanya mencari keselamatan untuk diri sendiri.
Kabar tersebut rupanya membuat rakyat Jepang murka dan menjuluki Hosono sebagai seorang pengecut dan selamatnya jadi kapal Titanic justru menjadi aib keluarga. Bahkan kisah Hosono menjadi salah satu contoh perilaku tercela di buku teks Jepang saat itu.
Hosono dikabarkan dipecat dari tempat kerjanya, namun dipanggil kembali dengan alasan karyawan teladan. Hosono pun bekerja di sana hingga akhirnya meninggal dunia di tahun 1939.
Bertahun-tahun kematiannya, Haruomi Hosono, yang merupakan cucu Hosono menerbitkan kembali surat yang ditulis oelh sang kakek pada tragedi tersebut untuk memulihkan nama keluarga.
(Salman Mardira)