Dihuni mayoritas etnis migran
Sejak pra-kemerdekaan, 75 persen penduduk Singapura terdiri dari imigran China. Singapura jadi semacam pusat hunian etnis Chinese di Asia Tenggara. Mentalitas migran berbeda dengan penduduk asli. Mereka harus lebih ulet, lebih pintar, dan dituntut berhasil agar bisa bertahan di negara orang.
7 dari 10 pelabuhan terbesar di dunia ditempati oleh China. Hal tersebut bisa membuktikan betapa pekerja kerasnya mereka.
Bergabung dengan Arctic Council
Sebagai pusat transhipment terbesar di dunia, peranan Singapura sebagai pusat perdagangan bergantung kepala lancarnya lalu lintas kapal di Selat Malaka. Selagi kapal melewati Selat Malaka, Singapura akan meraih keuntungan yang cukup besar.
Namun, bukan berarti Singapura tidak mempunyai kekhawatiran terhadap masa depan perekonomiannya. Jika ada jalur kapal lain yang dibuka, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap keseimbangan lalu lintas di Pelabuhan Singapura.

Singapura khawatir pelayaran jalur Kutub Utara akan dibuka. Jika jalur tersebut dibuka, maka kapal yang berlayar dari China, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan yang menuju Eropa Utara, atau sebaliknya, tidak akan melewati Selat Malaka lagi.
Karena itu, Singpura akhirnya bergabung dalam Arctic Council sebagai Negara Pemerhati (Observer States). Organisasi tersebut bertugas untuk mempelajari satwa liar, dampak lingkungan alam, kemungkinan kecelakaan kapal, pencemaran, tumpahan minyak dan cara mengatasinya, serta lalu lintas perkapalan di jalur laut utara.
Keanggotaan Singapura dalam Arctic Council bisa memastikan bahwa negara tersebut tidak akan ketinggalan perkembangan dalam rute laut utara, apabila sewaktu-waktu dibuka sebagai jalur pelayaran komersial.
(Rizka Diputra)