BEBERAPA orang atau mungkin Anda sendiri pernah mengalami momen di mana Anda tertawa terlalu kencang, hingga air mata sampai keluar. Ini terjadi karena saat tertawa, tubuh akan terguncang yang menyebabkan saluran air mata menjadi tertekan dan membuat beberapa tetes air mata ikut keluar.
Tapi, ada juga kondisi di mana seseorang mengalami tertawa dan menangis secara bersamaan. Ketawa dan menangis adalah dua ekspresi yang berbeda. Meski begitu, terdapat sejumlah kondisi yang bisa menyebabkan seseorang menangis dan tertawa secara bersamaan.
Bahkan, ketawa sambil menangis dapat berlangsung terus-menerus dan tidak terkontrol, lho. Di bawah ini 5 penyebab tertawa sambil menangis yang perlu kamu tahu seperti dilansir dari KlikDokter.
1. Pseudobulbar Affect (PBA)
Menurut Psikolog Ikhsan Bella Persada, M. Psi, ketawa sambil menangis bisa disebabkan oleh pseudobulbar affect (PBA). Berdasarkan Cleveland Clinic, pseudobulbar affect adalah gangguan otak yang menyebabkan penderitanya kerap tertawa sambil menangis secara bersamaan.
“Ini diduga terjadi karena adanya masalah saraf di otak. Akibatnya, produksi hormon tidak stabil sehingga penderitanya memiliki emosi yang tidak dapat dikontrol,” jelas Ikhsan.
Hormon yang dimaksud adalah serotonin, norepinefrin, dopamin, dan glutamat. Keempatnya merupakan hormon yang memengaruhi suasana hati.
Nah, terganggunya kadar hormon tersebut menyebabkan pengidap PBA tertawa sambil menangis, meskipun sedang tidak sedih ataupun menyaksikan hal yang lucu.
PBA bisa pula disebabkan oleh rusaknya jalur saraf menuju otak kecil yang berperan mengatur respons emosional tubuh. Akibatnya, penderita pseudobulbar affect kesulitan mengontrol emosi sehingga bisa tertawa sambil menangis.

2. Stroke
Pseudobulbar affect bisa disebabkan oleh gangguan saraf maupun cedera otak. Berdasarkan jurnal Cureus, salah satu kondisi medis yang bisa mengganggu saraf dan memicu PBA adalah stroke. Stroke adalah kondisi terganggunya pasokan darah ke otak akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Kondisi ini bisa mengganggu jalur saraf menuju otak kecil.
Menurut Stroke Association, dampak kerusakan jalur saraf tersebut menyebabkan gejala pseudobulbar affect berupa perubahan suasana hati yang sangat cepat. Bahkan, penderita stroke bisa menjadi lebih emosional, dibandingkan sebelum menderita penyakit. Akibatnya, pengidap stroke sering ketawa sambil menangis tanpa sebab.
3. Alzheimer
Menurut Cleveland Clinic, pseudobulbar affect juga bisa disebabkan oleh Alzheimer. Alzheimer adalah penyakit otak yang mengurangi kemampuan mengingat, berbicara, berpikir, belajar, dan berperilaku.
Alzheimer dapat mengganggu aktivitas harian penderitanya. Selain itu, gangguan otak ini juga bisa menimbulkan gejala yang tidak umum, seperti menangis sambil tertawa tanpa sebab.