DAGING sapi asal Australia memang dikenal sebagai daging sapi premium. Peternakan sapi australia menjadi faktor pemicu harga dan kualitas daging sapi.
Tidak heran jika Australia terkenal ke seluruh dunia sebagai produsen daging sapi terkemuka. Nah, salah satu negara bagian Australia, Victoria, memperkenalkan daging sapi dan domba di Bali. Acara bertajuk Victorian Paddock to Plate itu digelar di Apurva Kempinski Nusa Dua.
"Daging asal Victoria banyak yang berasal dari jenis grass fat, yang artinya sapi ketika belum dipotong hanya makan rumput saja. Ini menjadikan dagingnya lebih sehat karena tidak ada penambahan hormon atau antibiotik," kata Trade Director pemerintah negara bagian victoria Irawan Budiantono.

Berkolaborasi dengan Meat and Livestock Australia, acara itu mengundang kalangan chef di berbagai hotel dan restoran di Bali serta retailer dan supplier. Mereka diajak mencicipi menu-menu berbahan dasar daging Victoria.
Ada empat macam menu yang disajikan, yaitu Geelong (Sher Wagyu Beef Tenderloin Tartare), Bendgo (Mulwara Lamb Loin Carpaccio with Tamarillo and Celery), Shepparton (60º Slow Braised Angus Sirloin Marbling 9) dan Melbourne (Pavlova Fine Meringue)
Irawan menuturkan, Victoria terkenal sebagai salah satu penghasil daging sapi atau domba terbaik dan berkualitas tinggi di dunia.
Daging asal Victoria punya sejumlah kelebihan dibandingkan daging impor lainnya. Di antaranya kesegaran yang terjaga, karena jarak antara Australia dan Indonesia cukup dekat, dibandingkan Amerika atau Eropa, yang mempercepat pengiriman logistik.
Untuk Indonesia, pihaknya secara khusus menargetkan pasar Jakarta dan Bali. Hal itu seiring mulai menggeliatnya ekonomi Jakarta dan Bali setelah kedua daerah ini dibuka setelah pandemi.
Di Bali, daging asal Victoria sudah dipasarkan di Bali sejak beberapa tahun silam. Namun selama hampir tiga tahun belakangan ini terhambat akibat berbagai pembatasan selama pandemi.
Irawan berharap, acara ini akan membantu supplier enjual lebih banyak produk daging asal Victoria. "Yang terpenting sebenarnya adalah meningkatkan awareness para chef di Bali terhadap daging asal Victoria," pungkasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)