"Aku dan suami biasanya ngeluarin camilan itu saat bermain dengan anak-anak, nonton bersama, atau saat camping. Ini bukan hanya membuat anak-anak merasa bahagia dan senang, tapi bikin mereka lebih menghargai momen spesial tersebut," lanjutnya.
Sebagai ibu, menurut Titi momen ngemil anak bukan terjadi kapan saja, tetapi memang harus ada waktu khusus. Sehingga anak bisa belajar menghargai momen-momen khusus.
Nah, gaya parenting Titi seperti ini, dari kacamata ahli professional, ternyata adalah salah satu metode pola asuh anak yang tepat. Menurut psikolog Saskhya Aulia Prima, apa yang diterapkan Titi bisa sekali dijadikan inspirasi bagi banyak orang tua yang ingin anaknya lebih bijak mengonsumsi camilan, khususnya camilan manis.
"Membatasi camilan ke anak agar mereka tidak makan berlebihan, dengan menerapkan waktu khusus adalah sesuatu yang tepat dilakukan orangtua," kata Saskhya.
Bukan hanya soal waktu, menurut Saskhya yang penting untuk diperhatikan juga adalah soal jumlah camilan yang dimakan si kecil. Sebab, mau bagaimana pun konsumsi camilan itu tetap harus dibatasi.
"Ajak si anak bernegosiasi tentang waktu khusus tersebut, pun soal berapa banyak camilan yang bisa dikonsumsi. Melibatkan anak dalam menentukan keputusan di dalam rumah akan membuat si anak merasa hadir dan dihargai suaranya," terang psikolog yang juga Co-founder Rumah Psikolog TigaGenerasi tersebut.
(Rizky Pradita Ananda)