TINGKAT ekonomi berkaitan erat dengan kesehatan, tak bisa ditampik faktor finansial memang berpengaruh kepada bagaimana seseorang mengakses kesehatan dan pola hidup yang dijalankan sehari-hari.
Salah satu contohnya bisa dilihat melalui hasil studi terkait kanker paru-paru satu ini. Berdasarkan studi penelitian baru yang dipimpin Dr. Tomi Akinyemiju, dari Duke University, North Carolina, menemukan bahwa orang miskin punya tingkat kelangsungan hidup paling buruk terkait kanker paru-paru, mengutip Newsweek, Sabtu (9/7/2022).
Studi mendapati biasanya pada kelompok orang dengan tingkat ekonomi rendah ini, tumor ganas mereka didiagnosa sudah stadium akhir, ketika treatment seperti radioterapi dan kemoterapi seringnya sudah tidak efektif.
Temuan studi ini disebutkan, jadi menjelaskan kenapa kanker paru-paru merenggut lebih banyak nyawa jika dibandingkan dengan jenis bentuk penyakit lainnya. Orang-orang yang tinggal di daerah yang paling miskin, ternyata lebih dari empat kali lebih besar peluangnya untuk merokok daripada orang-orang kaya
"Temuan kami mendukung, bahwa kemiskinan adalah penyebab mendasar dari hasil kanker paru-paru yang parah,” ujar Dr. Tomi.