Prof Beri menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada bukti bahwa obat ganja lebih baik, termasuk untuk nyeri kanker dan epilepsi.
"Namun, ganja medis bisa menjadi pilihan atau alternatif obat. Tapi ingat, bukan menjadi yang terbaik. Sebab, belum ada juga penyakit yang obat primernya adalah ganja," tegasnya.
Di sisi lain, Prof Beri menerangkan bahwa sejauh ini para ilmuwan tidak punya cukup bukti untuk menyatakan konsumsi ganja dengan cara tertentu lebih aman dari yang lain.
"Yang jelas, merokok ganja merusak paru dan sistem kardiovaskular, sama seperti tembakau," ungkapnya.
Itu kenapa penggunaan vaping ganja pun menurut Prof Beri tidak cukup aman. Menurutnya, banyak sekali laporan produk vaping yang mengandung THC dan berkaitan dengan cedera paru bahkan kematian.
(Rizky Pradita Ananda)