Afrikaans adalah bahasa ketiga dari 11 bahasa yang paling banyak dipakai di Afsel. Bahasa itu menjadi bahasa resmi sampai berakhirnya apartheid pada 1994.
Bahasa itu berasal dari permukiman orang Belanda di Afsel pada abad ke-17 serta identik dengan pengelompokan rasial dan dikaitkan dengan ideologi apartheid yang diterapkan oleh National Party, partai minoritas kulit putih, mulai 1948.
Penggunaannya secara luas selama apartheid dianggap sebagai simbol ketidaksetaraan yang diberlakukan oleh generasi sebelumnya dengan melakukan pembatasan, seperti di mana masyarakat tinggal, bekerja, sekolah dan memiliki lahan.
(Rizka Diputra)