SELAMA masa pandemi covid-19, hoaks seputar vaksin terus beredar luas di masyarakat. Banyak informasi yang disebar melalui media sosial yang memicu timbulnya pro-kontra di masyarakat. Salah satunya adalah vaksin yang ditanam microchip.
Dalam pesan yang beredar itu, disebutkan bahwa vaksin covid-19 dapat menyebabkan seseorang terkoneksi dengan bluetooth dan menjadi reseptor penerima jaringan 5G. Lantas, apakah informasi tersebut benar atau sekadar hoaks?
Baca juga: Viral Habis Vaksin Tak Boleh Minum Alkohol dan Soda Selama 6 Bulan
Menjawab hal tersebut, pakar kesehatan sekaligus dokter relawan covid-19 Muhamad Fajri Adda'i memastikan informasi tersebut adalah hoaks.
Menurut dia, tidak ada bukti ilmiah bahwa vaksinasi covid-19 dapat menimbulkan tubuh seseorang menjadi terhubung dengan sinyal bluetooth, memiliki reseptor penerima jaringan 5G, bahkan terhubung dengan internet. Vaksin covid-19 tidak mengandung benda-benda elektronik seperti chip maupun pemancar lainnya.

"Kandungan vaksin secara umum berisi antigen (misalnya virus yang mati), adjuvan (substansi yang memperkuat respons imun terhadap antigen), pengawet (untuk memastikan vaksin tetap efektif), stabilisator (melindungi vaksin selama penyimpanan dan pendistribusian)," tulis dr Fajri dalam unggahannya di akun Instagram @dr.fajriaddai, Senin (23/8/2021).
Baca juga: Cek Fakta: Vaksin Buat Virus Covid-19 Bermutasi
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa sebelum disuntikkan secara luas, vaksin covid-19 harus menjalani berbagai pengujian klinis untuk membuktikan keamanan dan kemanjurannya, termasuk evaluasi reaksi bahan-bahan penyusun vaksin tersebut. Hasilnya, tidak pernah ada bukti ilmiah terkait misinformasi di atas.
"Kesimpulannya, vaksin tidak menyebabkan seseorang terhubung dengan bluetooth dan memiliki reseptor 5G. Vaksin telah terbukti aman dan bermanfaat sehingga dapat diedarkan secara luas di seluruh dunia," tuntasnya.
(Hantoro)