Upaya itu pun sebagai bentuk mendukung otoritas kesehatan nasional agar segera meningkatkan tanggap darurat, termasuk penilaian risiko, pengawasan penyakit, mobilisasi masyarakat, pengujian, perawatan klinis, pencegahan infeksi, serta dukungan logistik.
"Pengawasan lintas batas juga ditingkatkan untuk mendeteksi kasus dengan cepat, bersama negara-negara tetangga. Sistem kontrol ebola yang diterapkan di Guinea dan di negara-negara tetangga terbukti sangat penting untuk tanggap darurat terhadap virus marburg," papar WHO.
Baca juga: Mirip Ebola, Penyakit Virus Marburg Belum Ada Obatnya
Sementara itu, apakah hingga saat ini kasus virus marburg pernah ditemukan di Indonesia?
Menurut catatan WHO, Tidak ada kasus virus marburg teridentifikasi di Indonesia. Laporan WHO menerangkan bahwa negara-negara berikut ini yang sudah melaporkan pernah terjadi kasus virus marburg:
1. Jerman, 29 kasus, 7 pasien meninggal dunia (1967).
2. Yugoslavia, 2, 0, (1967).
3. Afrika Selatan, 3, 1, (1975).
4. Kenya, 2, 1, (1980).
5. Kenya, 1, 1, (1987).
6. Republik Kongo, 154, 128, (1998 hingga 2000).
Baca juga: Guinea Konfirmasi Kasus Pertama Virus Marburg, WHO Lakukan Penyelidikan
7. Angola, 374, 329, (2005).
8. Uganda, 4, 2, (2007).
9. Amerika Serikat, 1, 0, (2008).
10. Belanda, 1, 1, (2008).
11. Uganda, 15, 4, (2012).
12. Uganda, 1, 1, (2014).
13. Uganda, 3, 3, (2017).
(Hantoro)