Sementara pada dehidrasi sedang, kekurangan cairan sebesar 6 sampai 9 persen. Kemudian sudah ada gangguan sirkulasi atau peredaran darah ditandai dengan peningkatan denyut nadi.
"Saat dehidrasi sedang, anak lebih rewel. Selain itu, matanya mulai terlihat cekung. Kalau dehidrasi yang ringan, mungkin matanya tidak terlihat cekung," ungkapnya.
Baca juga: Pentingnya Penuhi Kebutuhan Cairan Tubuh Selama Puasa Ramadhan
Kemudian pada dehidrasi berat, cairan berkurang 10 persen atau lebih. Kondisi ini umumnya sudah mengganggu sirkulasi. Tangan dan kaki terasa dingin, denyut nadi lebih cepat, dan bisa saja kesadaran akan menurun.
"Kemudian kalau ubun-ubun kepalanya masih terbuka akan terlihat sangat cekung, matanya sangat cekung, serta kencingnya bahkan tidak keluar," paparnya.
Dokter Himawan mengatakan orangtua juga patut curiga jika frekuensi buang air kecil pada anak tidak seperti biasanya. Pada bayi, setidaknya 3 jam sekali sudah harus mengganti popok. Sementara pada anak yang lebih besar sekurang-kurangnya 6 jam sekali.
Baca juga: Waspada Dehidrasi saat Puasa, Bisa Rusak Mood
Ia juga mengungkapkan prinsip utama dalam penanganan dehidrasi adalah harus mengganti cairan yang sudah hilang. Dirinya menyarankan agar orangtua atau pengasuh berkonsultasi dengan dokter anak terdekat apabila anak mengalami dehidrasi.
"Penggantian cairan itu bisa beberapa macam. Pada anak yang masih mau minum, kita bisa mengganti cairan lewat mulut dengan cairan oralit. Tapi pada kasus anak-anak yang tidak mau minum dan muntahnya sangat banyak, tentu perlu perawatan di rumah sakit dan mengganti cairan yang hilang lewat cairan infus," jelasnya.
(Hantoro)