“Masalahnya, Bung Tere, audiens buku anda itu mayoritas anak smp dan sma yang belom engeuh sama isu pembajakan buku. Baik itu buku fisik maupun ebook. Sekarang mereka yg polos itu anda d*ng* dan g*bl*kkan, makin nampaklah arogansi anda Bung Tere,” tulis netizen di Twitter.
“Semua penulis merasakan bukunya dibajak. Tapi hanya Tere Liye yang mengg*bl*kkan pembaca bukunya yang membeli buku bajakan,” komentar yang lainnya.
“Bahasa Tere Liye kasar dan arogan? Tunggu. Tere Liye, juga beberapa penulis lain, sudah sering mengabarkan, mengimbau, dan memohon pembaca agar tidak membeli buku bajakan. Ada yang bahasanya lembut dan santun, tetapi hasilnya nol besar. Ada yang bahasanya keras, sama saja,” kata netizen.
“Baru baca trending tentang kalimat2 Tere Liye yang menghimbau untuk jangan beli buku bajakan. Cuma karena ada kata "g*bl*k" aja, orang banyak sakit hati. Kapan maju cara berpikir kita guys? Dibilang g*bl*k kayak mau mati rasanya. Heran hahaha,” komentar netizen.
(Martin Bagya Kertiyasa)