Ia juga aktif memberikan pelatihan ketrampilan dan kewirausahaan kepada berbagai kalangan, yang kemudian membuat dia mendapat penghargaan Kartini Award dan Indonesia Woman Able.
Dia juga menghabiskan sebagian besar waktunya di Semarang. Menjalankan perannya sebagai seorang ibu dan istri, memasak di rumah dan berkumpul dengan keluarga.
Ia hanya pergi ke Jakarta setiap Sabtu dan Minggu. Dia selalu bepergian dengan menggunakan kereta api, karena dia takut naik pesawat.
“Saya bersyukur karena keterbatasan itu membuatnya selalu berada dekat dengan keluarga. Lebih baik gagal menjadi istri daripada gagal menjadi ibu,” tandasnya.
(Dyah Ratna Meta Novia)