Selain itu, membantu promosi di dalam dan luar negeri, serta menyelenggarakan beragam kegiatan yang berhubungan dengan batik Lasem, salah satunya workshop kreatif.
Ia tercatat pula sebagai Founder Wirausaha Go Global Club Indonesia. Organisasi besutannya ini didedikasikan sebagai upaya untuk menampung seluruh pelaku usaha kecil di Rembang.
"Saya mendapat restu dari Ibu Peny Rahayu, ketua harian Dekranasda Jateng. Fanty diminta untuk membantu mempromosikan batik Jateng agar go international," ujarnya.
Baca juga: Luna Maya si Kartini Zaman Now Tampil Eksotik Berbalut Kain Batik

Awal mula batik Lasem, diceritakannya, dimuat di Kitab Carita Sejarah Lasem pada kira-kira tahun Syaka 1335 (1413 Masehi).
Ada salah seorang Dhang Puhawang (Lasem: Laksamana) dari negara Cempa yang bernama Bi Nang Un beserta keluarga dan orang-orang warga dari negerinya datang di Lasem, berlabuh, mendaratkan kapal-kapalnya di Pelabuhan Regol, Bonang Lasem.
Kedatangan mereka karena hendak pindah dari negara Campa dan menetap di bumi Lasem yang sebelumnya telah mendapatkan izin dari Adipati Pangeran Wijayabadra.
Orang-orang dari Campa itu membuat Slepi (wadah tembakau) dari bulu merak, pintar membatik, membuat perhiasan dari emas, menari, dan membuat gamelan.
(Hantoro)