Sedangkan pengaruh non-Tionghoa didominasi motif batik Jawa, di antaranya sekar jagad, parang rusak, parang tritis, dan kawung babagan.
"Motif Tionghoa kombinasi motif Jawa, di antaranya parang dan kawung," ucapnya.
Motif lain yang tidak kalah unik dan paling banyak dicari adalah tiga negeri. Terinspirasi dari teknik pencelupan tiga kota produsen batik terkenal. Merah dari Lasem, biru Pekalongan, dan coklat soga dari Solo.
Diuraikannya, warna-warna klasik batik Lasem didominasi warna merah darah, warna merah ati ayam, biru, merah dan biru, sogan kekuningan.
Baca juga: Google Doodle Tampilkan Sosok Go Tik Swan, Pelopor Batik Asal Solo
Motif empat negeri atau dikenal pula dengan tiga negeri ungon yang terdiri dari warna merah, biru, soga, dan ungu. Masing-masing warna memiliki arti dan penggunaan yang berbeda.
Selain cantik dengan warna-warni serta motif yang indah, batik Lasem dibuat dengan arti tersirat oleh rangkaian doa, harapan, dan perlambang dari berbagai aspek kehidupan.

"Ini yang membuat saya lebih percaya diri, serta optimis, batik Lasem bisa go international," kata Fanty.
Ia juga menyuarakan kepedulian dalam bentuk charity, salah satunya acara lelang dan penyerahan tas golf GF Golf dalam United Nations Delegations Women’s Club di New York ke PBB untuk pengungsi Suriah.
Baca juga: Batik Mega Mendung, Percampuran Budaya yang Memiliki Makna Mendalam
Agar momen tersebut viral di dunia maya, Fanty mengajak fotografer untuk mengikuti kompetisi pemotretan model remaja wanita Rembang berbusana batik Lasem. Mengambil spot foto terbaik di lokasi Lasem Heritage. Hasil foto harus diviralkan di medsos.
"Harmoni apik dari batik Lasem yang cantik, serta bangunan cagar budaya yang agung dan indah untuk promosi," katanya.
Berbagai upaya dilakukan perempuan pebisnis yang hobi bermain golf ini untuk mempromosikan batik Lasem.
Ia merencanakan akan melakukan pemecahan rekor MURI untuk jumlah kapal nelayan terbanyak yang dihias dengan motif batik Lasem.