"Jadi, bahan kimia yang ada di lingkungan kita dan praktik gaya hidup yang tak sehat di dunia modern mengganggu keseimbangan hormonal, itu menyebabkan berbagai tingkat kerusakan pada sistem reproduksi," kata Dr Swan, dikutip dari New York Post.
Fakta lain yang dia temukan adalah kelompok perempuan dengan rerata usia dua puluhan di berbagai negara mengalami penurunan masa subur akibat bahan kimia beracun dibandingkan neneknya yang berusia 35 tahun.
Tidak hanya itu, polusi dan bahan kimia membuat volume testis berkurang, kualitas sperma memburuk, dan ukuran Mr P menjadi lebih kecil.
Salah satu penyebab terbesarnya adalah ftalat atau bahan kimia yang ditemukan dalam segala benda di kehidupan modern seperti saat ini seperti makeup hingga makanan. Bahan kimia ftalat tersebut yang diduga menjadi biang keladi dari menurunnya kesuburan hingga gairah seks manusia saat ini.
"Kami menemukan hubungan yang cukup jelas antara ftalat yang ada di tubuh perempuan dengan kepuasaan seksual mereka. Hasilnya, semakin tinggi kadar ftalat, semakin besar risiko kehilangan gairah dalam berhubungan seks," kata dr Swan.