Lebih lanjut, untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti mencoba memberikan asupan zat besi pada perempuan yang lemot sebanyak 60 miligram per hari dan kemudian mengukur kadar zat besi untuk memastikan bahwa pil tersebut mengembalikan kadar zat besi ke normal.
"Setelah empat bulan, wanita yang mengalami defisiensi atau kekurangan zat besi dites kembali dan hasilnya mereka melakukan tugas sebaik wanita yang kadar zat besinya normal," papar Laura
"Kabar baiknya adalah bahwa penggantian memang membantu mengembalikan fungsi ke normal," singkatnya. Studi ini diungkapkan pada pertemuan American Physiological Society.
Menjadi catatan di sini ialah perempuan dengan kadar zat besi normal dan mengonsumsi suplemen zat besi, tidak memberi efek apapun. Jadi, terapi penambahan zat besi ini memang efektif hanya pada perempuan yang kekurangan zat besi. Itu kenapa, terapi yang dijalani Nia Ramadhani adalah penyuntikkan zat besi.
"Satu catatan penting, kelebihan zat besi akan memberi dampak buruk pada kesehatan tubuh, salah satunya adalah masalah kerusakan hati. Jadi, penting sekali sebelum memutuskan mengonsumsi zat besi, periksakan kadar zat besi tubuh Anda terlebih dahulu supaya terapi tidak malah membuat tubuh Anda bermasalah," tambah Laura.
(Helmi Ade Saputra)