Rentetan bencana alam terjadi di Indonesia, di dua bulan pertama tahun 2021 ini. Mulai dari banjir di Kalimantan Selatan, gempa di Sulawesi Barat, longsor di Sumedang, longsor di Manado. Akibatnya para korban terpaksa hidup di tempat pengungsian.
Terkait kondisi banyaknya masyarakat yang tengah hidup di kamp pengungsian, Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani, S.Si., M.Si., Ph.D mengingatkan, pemerintah perlu tanggap akan potensi sederet penyakit yang bisa timbul di tempat-tempat pengungsian tersebut.
Penyakit pertama, pastinya adalah Covid-19, mengingat pandemi virus corona masih terjadi hingga saat ini dengan catatan angka kasus positif yang tinggi di Indonesia. Laura meng-highlight, tempat pengungsian yang sempit namun menampung banyak orang bisa menjadi potensi klaster baru.
“Pertama Covid ya, karena susah untuk jaga jarak. Ini perl diperhatikan pemerintah, tempat pengungsian itu kan menampung banyak orang. Perhatikan juga soal sanitasi di tempat pengungsian, apa bisa dapat air bersih. Covid-19 ini juga tergantung sama sanitasi lingkungan, kalau sanitasinya kurang bisa resiko terinfeksi,” tutur Laura, saat dihubungi MNC Portal Media melalui sambungan telefon baru-baru ini.