Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Virus Nipah Diwaspadai Jadi Pandemi Baru, Gejalanya Bisa Sebabkan Koma

Wilda Fajriah , Jurnalis-Rabu, 27 Januari 2021 |11:18 WIB
Virus Nipah Diwaspadai Jadi Pandemi Baru, Gejalanya Bisa Sebabkan Koma
Ilustrasi virus nipah yang diwaspadai jadi pandemi baru di Asia. (Foto: Kjpargeter/Freepik)
A
A
A

DUNIA, khususnya Benua Asia, diintai virus baru yang tidak kalah mematikan dari covid-19, yakni virus nipah (NiV). Angka kematian akibat penyakit ini bahkan jauh di atas virus corona, yakni 75 persen, dan sejauh ini belum ada vaksinnya.

Saat dunia sedang fokus pada penanganan pandemi covid-19 yang disebabkan virus corona, sebagian ilmuwan bekerja keras memastikan virus nipah tidak akan menjadi pandemi baru.

Baca juga: Selain Corona, Ada Virus Nipah yang Juga Bisa Sebabkan Pandemi 

Adapun gejala yang muncul akibat virus nipah, seperti dikutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (27/1/2021), yakni seseorang yang terjangkit bisa koma selama 24 hingga 48 jam.

Gejala lain yang terjadi pada manusia jika terinfeksi virus nipah berkisar dari infeksi asimtomatik hingga infeksi pernapasan akut, kejang, dan ensefalitis yang fatal.

Ilustrasi virus. (Foto: Kjpargeter/Freepik)

Orang yang terinfeksi awalnya mengalami gejala yang meliputi demam, sakit kepala, mialgia, muntah, dan sakit tenggorokan. Ini dapat diikuti dengan pusing, mengantuk, kesadaran yang berubah, serta tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut.

Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernapasan akut. Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang parah, berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Baca juga: Para Ilmuwan Mewaspadai Virus Nipah Jadi Pandemi Baru di Asia 

Setelah terjadinya gejala, dilakukan masa inkubasi dari 4 hingga 14 hari tetapi periode inkubasi selama 45 hari juga telah dilaporkan.

Kebanyakan orang sembuh total, meskipun beberapa dibiarkan dengan kondisi neurologis sisa setelah ensefalitis akut. Beberapa kasus kambuh juga telah dilaporkan.

Tingkat kematian kasus infeksi virus nipah diperkirakan 40 sampai 75 persen, tetapi dapat bervariasi berdasarkan wabah, tergantung pada pengawasan dan manajemen klinis di daerah yang terkena.

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang secara khusus menargetkan infeksi virus nipah. Akan tetapi, WHO telah mengidentifikasi virus nipah sebagai penyakit prioritas untuk penelitian dan pengembangan pihaknya.

Perawatan suportif intensif juga direkomendasikan untuk mengobati komplikasi pernapasan dan neurologis yang parah.

Baca juga: Prof Abdul Muthalib Pastikan Presiden Jokowi Disuntik Vaksin Sinovac 

Ilustrasi virus nipah. (Foto: Prostooleh/Freepik)

(Hantoro)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement