VIRUS nipah (NiV) adalah virus zoonosis, artinya dapat menyebar antara hewan dan manusia. Kelelawar buah, disebut juga flying foxes, merupakan hewan reservoir untuk virus nipah di alam. Virus nipah juga diketahui menyebabkan penyakit pada babi dan manusia.
Infeksi virus nipah dikaitkan dengan ensefalitis (pembengkakan otak) dan dapat menyebabkan penyakit ringan hingga parah atau bahkan kematian. Wabah terjadi hampir setiap tahun di beberapa bagian Asia, terutama Bangladesh dan India.
Baca juga: Begini Cara Penularan Virus Nipah ke Manusia
Infeksi virus nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar yang sakit di daerah yang terdapat virus nipah. Lalu tidak meminum nira kurma mentah yang dapat terkontaminasi kelelawar yang terinfeksi.
Selama wabah, praktik pengendalian infeksi standar dapat membantu mencegah penyebaran virus nipah dari orang ke orang di pengaturan rumah sakit.
Tanda dan Gejala
Seabgaimana dikutip dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Kamis (28/1/2021), infeksi virus nipah dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat, antara lain pembengkakan otak (ensefalitis) dan berpotensi kematian.
Baca juga: Virus Nipah Diwaspadai Jadi Pandemi Baru, Ini Cara Mencegah Penularannya
Gejala biasanya muncul dalam 4 sampai 14 hari setelah terpapar virus nipah. Penyakit ini awalnya muncul dalam bentuk demam dan sakit kepala selama 3 hingga 14 hari. Lalu sering kali mencakup tanda-tanda penyakit pernapasan seperti batuk, sakit tenggorokan, dan kesulitan bernapas.
Fase pembengkakan otak (ensefalitis) dapat terjadi, di mana gejalanya dapat berupa kantuk, disorientasi, dan kebingungan mental yang bisa dengan cepat berkembang menjadi koma dalam 24 sampai 48 jam.