VIRUS nipah (NiV) kini dalam pengamatan para ilmuwan. Pasalnya, wabah penyakit ini dikhawatirkan bisa menjadi pandemi baru usai covid-19. Angka kematian akibat virus nipah bahkan disebut jauh di atas virus corona yakni 75 persen dan sejauh ini belum ada vaksinnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah mengidentifikasi virus nipah sebagai penyakit prioritas untuk penelitian dan pengembangan. Adapun gejala yang muncul, menurut WHO, adalah seseorang yang terjangkit virus nipah bisa menyebabkan koma sekira 24 sampai 48 jam.
Baca juga: Ini Gejala yang Akan Muncul jika Terinfeksi Virus Nipah
Mengutip dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Kamis (28/1/2021), infeksi virus nipah (NiV) dapat didiagnosis selama sakit atau setelah pemulihan. Tes yang berbeda tersedia untuk mendiagnosis infeksi NiV.
Selama tahap awal penyakit, pengujian laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi rantai polimerase waktu nyata (RT-PCR) dari usap tenggorokan dan hidung, cairan serebrospinal, urin, dan darah.
Baca juga: Begini Cara Penularan Virus Nipah ke Manusia
Kemudian dalam masa inkubasi penyakit dan setelah pemulihan, pengujian antibodi dilakukan dengan menggunakan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).
Diagnosis dini infeksi NiV dapat menjadi tantangan karena gejala awal penyakit yang tidak spesifik. Namun, deteksi dan diagnosis dini sangat penting untuk meningkatkan peluang bertahan hidup di antara individu yang terinfeksi, mencegah penularan ke orang lain, dan untuk mengelola upaya respons wabah.