MIKROPLASTIK tidak asing hadir di kehidupan sehari-hari manusia, mulai di air, makanan, hingga tanah. Namun yang mengejutkan, mikroplastik ditemukan di plasenta ibu hamil.
Mengutip dari Nypost, Rabu (23/12/2020), berdasarkan laporan medis terbaru, terungkap dari studi penelitian terhadap ibu hamil, mikroplastik baru-baru ini terdeteksi di seluruh plasenta (yang menghubungkan ibu ke bayi) pada empat orang wanita hamil yang sehat.
Baca juga: Waduh! Manusia Konsumsi Plastik Seberat Kartu Kredit Setiap Pekan
Dalam tes yang menganalisis hanya 4 persen dari setiap plasenta ibu hamil tersebut setidaknya ditemukan selusin partikel plastik.
Dokter Antonio Ragusa, direktur kebidanan dan ginekologi di Rumah Sakit San Giovanni Calibita Fatebenefratelli di Kota Roma, Italia, mengatakan penemuan ini seperti memunculkan bayi cyborg.

"Ini seperti memiliki bayi cyborg, tidak lagi hanya terdiri dari sel manusia, tetapi campuran entitas biologis dan anorganik. Keempat ibu hamil tersebut juga terkejut," kata Antonio Ragusa kepada salah satu surat kabar Italia La Repubblica.
Para ilmuwan sendiri tidak yakin bagaimana mikroplastik dapat memengaruhi kesehatan manusia. Setelah diamati, mikroplastik tersebut melewati saluran pencernaan dengan makanan lain yang manusia makan. Apa yang terjadi setelah itu? Sampai saat ini sebagian besar masih menjadi misteri.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Mikroplastik dan Nanoplastik pada Organ Tubuh Manusia
Dokter Antonio dan para dokter lainnya menyakini kondisi ini mungkin hanya gambaran singkat dari total volume plastik di rata-rata plasenta. Penemuan ini pun sudah dipublikasikan di jurnal Environment International.
Mikroplastik yang ditemukan di keempat wanita hamil itu diketahui berukuran sekira 10 mikron, yakni seperseratus milimeter. Ukuran yang cukup kecil untuk mengedarkan aliran darah di antara sel-sel yang hanya berukuran 2 atau 3 mikron lebih kecil.
Temuan ini membuat cemas para dokter. Pasalnya, kemungkinan mikroplastik tidak berhenti di plasenta saja, melainkan dapat memberikan pengaruh dalam perkembangan bayi.
"Mengingat peran krusial plasenta dalam mendukung perkembangan janin dan bertindak sebagai interface dengan lingkungan luar. Adanya partikel plastik yang berpotensi berbahaya menjadi masalah yang sangat memprihatinkan," tulis para peneliti dalam laporannya.
Baca juga: Peneliti Temukan 15 Juta Ton Mikroplastik Mencemari Dasar Laut
Maka itu, tim peneliti berharap komunitas riset bisa melanjutkan penyelidikan ini lebih lanjut. Tujuannya agar dampak dari kehadiran mikroplastik dalam kandungan bisa diketahui dengan jelas.
"Studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk menilai apakah keberadaan mikroplastik dapat memicu respons kekebalan atau dapat menyebabkan pelepasan kontaminan beracun yang bisa berbahaya," tambah para peneliti.
(Hantoro)