Pada 1951, Tino Sidin kembali ke Tebing Tinggi untuk mempersunting Nurhayati dan menjadi guru olahraga di Taman Dewasa (SMP) Tamansiswa, setahun kemudian mereka pindah ke Binjai. Di kota inilah karir melukis Tino Sidin mulai dikenal dengan nama Tino’S.
Kemudian di tahun 1961, Tino Sidin kembali ke Yogyakarta setelah mendapat tawaran beasiswa di Akademi Seni Rupa Indonesia. Setahun kemudian, istri dan anak-anak beliau boyong ke Yogyakarta.
Menjelang era 80-an, Pak Tino mempopulerkan program televisi bernama Gemar Menggambar. Di acara televisi itu, Tino Sidin memberikan pelajaran menggambar yang mudah dan menyenangkan kepada anak-anak.
Kini, namanya pun dianggap sebagai elemen penting perkembangan seni menggambar di Indonesia. Kegigihan dan ketelatenannya dalam memberikan pendidikan seni menggambar kepada anak, tak pelak menjadi sebuah tonggak penting bagi perjalanan seni rupa di Indonesia.
(Ahmad Luthfi)