Demo menolak pengesahan Omnibus Law RUU Cipta Kerja berakhir ricu di Patung Kuda, Jakarta, Selasa (13/10/2020). Berdasarkan pantauan Okezone di lokasi, massa kocar kacir setelah ditembakkan gas air mata.
Gas air mata biasanya digunakan dalam upaya meredakan situasi menjadi kondusif. Gas air mata biasa disebut dengan lacrimator. Gas air mata adalah salah satu dari zat yang mengiritasi selaput lendir mata yang menyebabkan sensasi perih. Lalu, bagaimana cara mengurangi dampak bila terkena gas air mata?
Demonstran biasa memiliki cara tersendiri untuk mengatasi serangan gas air mata, salah satunya adalah menggunakan pasta gigi atau odol. Tak jarang beberapa pendemo biasanya membawa pasta gigi atau odol dan mengolesinya pada bagian bawah kelopak mata.
Tujuannya adalah untuk menangkal perih pada mata saat gas air mata mulai menyebar. Namun efektifkah cara tersebut?
Baca Juga : Demo UU Cipta Kerja Ricuh, Waspadai Bahaya Terkena Gas Air Mata
Ketua Seksi Bidang Pemberantasan Kebutaan (SBPK) Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), dr. Umar Mardianto SpM (K) menjelaskan bahwa penggunaan pasta gigi tidak efektif untuk menangkal gas air mata pada saat demonstrasi. Cara satu-satunya yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari zat aktif berbahaya agar tidak bersentuhan dengan wajah.
“Pasta gigi tidak efektif untuk menangkal gas air mata. Cara menangkal yang tepat adalah mencegah zat aktif dalam gas air mata kontak dengan lapisan mukosa pada bagian muka (mata, hidung dan mulut),” terang dr. Umar, saat dihubungi Okezone beberapa waktu lalu.
Dokter Umar membagikan beberapa tips yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang kebetulan melintasi lokasi demo apabila tidak sengaja terkena gas air mata. Salah satunya adalah segera membersihkan mata dengan membilasnya menggunakan air bersih. Semakin cepat penanganan maka penyembuhannya pun akan semakin cepat.
“Bila terlanjur kontak, maka diperlakukan seperti trauma kimia. Yaitu dengan membilas zat aktif tersebut dengan air bersih yang tidak mengandung soda secepat dan sebanyak mungkin sebelum orang tersebut dibawa ke IGD terdekat yang ada tenaga medis terlatih untuk kasus trauma kimia,” sambungnya.
Lebih lanjut efek keparahan seseorang yang terkena gas air mata tergantung pada kondisi kesehatan mata yang mereka miliki. Selain itu lamanya kontak dengan zat aktif yang terkandung dalam gas air mata juga turut menentukan tingkat keparahan yang dialami seseorang.
“Tergantung kondisi mata orang yang terkena zat aktif sedang baik atau tidak dan sangat sensitif dengan zat tersebut atau tidak. Terakhir adalah lama kontak dengan zat aktif tersebut sebelum mendapat pertolongan sementara/definitive. Bila seseorang matanya sedang ada masalah, sensitif dan kontaknya lama maka efeknya bisa parah. Sebaliknya jika mata sedang dalam kondisi baik maka prognosisnya cukup baik,” tuntasnya.
(Helmi Ade Saputra)