Oleh karena itu, ia mengajak dan mendorong para wisatawan dan pelaku wisata untuk mematuhi serta menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability) dalam rangka memasuki era kebiasaan baru.
Pemaparan Arief disetujui oleh anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, yang turut hadir dalam webinar ini. Menurut Ferdiansyah, faktor keamanan dan keselamatan kesehatan kini menjadi salah satu pertimbangan utama bagi wisatawan untuk berkunjung ke daerah destinasi wisata.
“Selain daya tarik wisata, hal yang paling utama yang menjadi pertimbangan bagi wisatawan adalah keamanan dan kesehatan dalam berwisata. Tentunya kebersihan lingkungan dan budaya bersih adalah hal yang utama harus tersedia dalam suatu wilayah pariwisata,” ungkap Ferdiansyah.
Sementara itu, Quality Control Medical Manager Alodokter, dr Ayu Munawaroh, menuturkan bahwa sektor pariwisata memiliki risiko yang cukup tinggi terhadap penyebaran Covid-19. Sehingga, para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif serta wisatawan perlu menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan yang sudah disusun pemerintah.
"Untuk industri pariwisata ternyata risikonya medium, karena pasti ada kontak dekat dengan banyak orang dan sulit menerapkan physical distancing. Untuk itu, mari kita patuhi upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun/hand sanitizer, kenakan masker, terapkan etika batuk, menerapkan physical distancing, jaga kesehatan, dan jangan bekerja saat sakit,” papar Ayu.
(Dewi Kurniasari)