Setelah melahirkan, bayi bernafas untuk pertama kalinya sehingga paru-paru terisi udara dan akan lebih banyak cairan yang dikeluarkan. Setiap cairan yang tersisa kemudian diserap perlahan-lahan melalui aliran darah dan sistem limfatik.
Bayi dengan TTN memiliki cairan ekstra di paru-parunya atau cairannya mengalir terlalu lambat. Jadi mereka harus bernafas lebih cepat dan lebih keras untuk mendapatkan oksigen yang cukup ke dalam paru-paru.
Lebih lanjut risiko TTN akan lebih sering muncul pada bayi yang baru lahir dengan beberapa kondisi. Setidaknya ada tiga kondisi yang memungkinkan seorang bayi mengalami kondisi tersebut.
1. Bayi prematur karena paru-parunya belum sepenuhnya berkembang.
2. Bayi yang dilahirkan melalui persalinan cepat atau bedah caesar tanpa persalinan. Mereka tidak mengalami perubahan hormonal persalinan seperti biasanya, jadi tidak punya waktu untuk menyerap banyak cairan.
3. Bayi yang ibunya menderita asma atau diabetes.
(Dewi Kurniasari)