Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan tantangan bagi semua sektor untuk beradaptasi agar dapat bertahan. Termasuk di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sebagian besar diisi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Inovasi keuangan dan kewirausahaan, seperti crowdfunding, investasi filantropi, kemitraan publik-swasta, dan socialpreneur bisa menjadisolusi yang efektif guna menjawab tantangan di masa new normal.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas investasi sosial untuk mendorong pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif lokal dan meningkatkan kapasitas bisnis UMKM serta menstimulus sektor-sektor yang terkena dampak dengan membangun kembali ekosistem bisnis yang kondusif,” kata Angela dalam ASIAN Venture Philantrophy Network (AVPN) Conference 2020 belum lama ini.
Dalam memasuki masa new normal, terang Angela, digitalisasi menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan agar dapat menunjang pelaku usaha, khususnya UMKM untuk dapat bertahan dalam masa ini.
Menurutnya, adaptasi dalam masa ini bukanlah hal yang mudah. Kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah sangat dibutuhkan.
Pemerintah Indonesia mendukung dalam menciptakan ekosistem yang sehat dan kondusif untuk investasi, termasuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan. Indonesia berupaya sebaik mungkin untuk menjadikan konsep pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan dan target pengembangan.
Angela menjelaskan, Indonesia merupakan tempat yang kondusif untuk berinvestasi karena memiliki potensi yang besar dalam hal pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk di dalamnya keragaman budaya dan sumber daya alam. Hal ini dapat menjadi nilai tambah yang tinggi bagi perkembangan sektor ekonomi kreatif yang diharapkan dapat tumbuh menjadi salah satu kekuatan industri kreatif dunia.
Pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia juga dilakukan untuk mendukung pencapaian SDGs. Implementasi bersifat inklusif bagi masyarakat lokal, mengusung semangat kesetaraan gender, dan tanggung jawab budaya-alam.
Baca juga: Tak Perlu Khawatir Adakan Resepsi Pernikahan, Asal Terapkan Protokol Kesehatan Ini
Seperti dilansir dari website Kemenparekraf, dalam konferensi tersebut, Angela juga menekankan, pentingnya berinvestasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia sebab dapat mempercepat upaya pembangunan kembali dan rejuvenasi serta terus mendorong pencapaian SDGs.
(Dyah Ratna Meta Novia)