SEMAKIN banyak data yang memperlihatkan bahwa pasar tradisional jadi lokasi penyebaran Covid-19. Menurut data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), pasar tradisional memiliki persentase besar lokasi penyebaran virus mematikan ini.
Lebih detail, dalam laporan Ikappi tersebut 88,52 persen kasus Covid-19 terjadi di pasar tradisional. Persentase lainnya yaitu pasar modern (7,06%) dan pusat perbelanjaan (4,42%).
Ikappi juga mengeluarkan data bahwa terdapat 529 pedagang pasar yang terinfeksi Covid-19, 29 kasus di antaranya meninggal dunia. Dengan seluruh data ini, itu kenapa protokol kesehatan di pasar tradisional wajib diterapkan.
Lebih lanjut, Jubir Covid-19 Dokter Reisa Broto Asmoro menerangkan, ketika suatu pasar itu ditemukan adanya kasus positif Covid-19, maka pemerintah daerah wajib menutup sementara pasar tersebut. Ada tujuan mengapa tindakan tersebut dilakukan.
"Pertama adalah memberi ruang bagi pengelola pasar dan pemerintah daerah menelusuri kontak langsung pasien terinfeksi Covid-19 yang ditemukan di pasar. Kemudian, alasan lain adalah untuk mensterilkan kembali kondisi pasar," ungkapnya saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (13/6/2020).
Selain itu, dengan menutup pasar yang terinfeksi Covid-19 ini menjadi contoh pada masyarakat untuk semakin disiplin menjalankan protokol kesehatan. Selain itu, diperlukan kerja sama yang baik dari seluruh masyarakat agar sama-sama menjaga pasar tradisional dari penyebaran Covid-19.
"Saya meminta pada seluruh masyarakat agar tidak ke pasar ketika Anda merasa sakit. Kalau pun sehat, Anda ke pasar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," kata dia.