Semua peserta yang ikut serta dalam percobaan ini harus berusia 18-55 tahun. Selain itu mereka juga harus dalam kondisi sehat, dan dinyatakan negatif terinfeksi COVID-19.
"Saya mendapat banyak perhatian dari media, email yang tak terhitung jumlahnya dari seluruh dunia, dan sayangnya beberapa serangan online yang cukup ganas oleh individu dan kelompok yang menentang vaksin,” terang dr Granato.
Dokter Granato menjelaskan untuk membuat segalanya lebih rumit, ia secara acak dipilih untuk menjadi orang pertama yang divaksinasi. Ini mendadak mendapatkan banyak perhatian dari seluruh dunia.
Uji coba vaksin COVID-19 telah menjadi perhatian utama di media Inggris dan telah dihujani oleh berbagai tanggapan. Dokter dan profesor yang memimpin penelitian Oxford telah menerima kritik di media sosial dari komunitas anti-vaxz.
Banyak di antara mereka yang memprotes penggunaan vaksinasi dengan alasan agama atau moral. Sementara yang lain menyangkal gagasan pengujian terhadap sel janin yang gugur.