Obat yang dimaksud adalah antibiotik bernama polymyxin B, yang menghasilkan efek samping unik. Ketika setelah pengobatan dihentikan, warna kulit diprediksikan bisa kembali normal.
Sedangkan dari penjelasan seorang dokter dari People’s Hospital of Wuhan University, menjelaskan bahwa penyakit COVID-19 biasanya merusak paru-paru, tetapi bisa juga memengaruhi organ lain seperti hati. Menurut sang dokter, kerusakan pada organ hati tersebut lah yang dapat menyebabkan masalah dalam pigmentasi kulit.
“Ketika iron masuk ke tubuh, itu dimetabolisme dan disimpan oleh hati. Namun, jika hati telah rusak dan tidak dapat berfungsi secara normal, maka akan ada kelebihan zat besi. Akan ada peningkatan jumlah iron dalam darah," katanya.
"Inilah yang dengan mudah bisa menyebabkan warna kulit gelap. Fungsi hati abnormal yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan masalah metabolisme, yang dapat menyebabkan pigmentasi kulit kusam,” jelas sang dokter yang tidak disebutkan identitasnya tersebut.
Terlepas dari penyebab pasti dari perubahan warna kulit dari putih menjadi hitam legam, seperti dilaporkan Beijing Daily, dr. Yi dan dr. Hu diperkirakan akan kembali normal dengan pemulihan bertahap.
(Martin Bagya Kertiyasa)