Selama konferensi pers di China, pihak berwenang memperingatkan bahwa studi vaksin harus dilakukan dengan benar. Hal ini diungkapkan oleh Pakar Biofarmasi asal China, Wang Junzhi.
"Meskipun kami dalam keadaan darurat, kami tidak dapat menurunkan standar keamanan dan efektivitas dalam tinjauan vaksin. Masyarakat menaruh perhatian besar,” kata Wang Junzhi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan ini menghitung lebih dari lima lusin kandidat vaksin lain yang sedang dalam tahap awal pengembangan. Pengembangan ini sedang dilakukan di seluruh dunia.
Banyak kelompok penelitian bekerja sama untuk mempercepat pekerjaan. Perusahaan raksasa vaksin seperti Sanofi dan GSK ikut berpartisipasi untuk bermitra dengan seorang kandidat. Dalam daftar WHO ada banyak cara untuk membuat vaksin.
Oleh sebab itu jika satu pendekatan tidak berjalan, mudah-mudahan penelitian lainnya akan berhasil. Sekadar informasi vaksin buatan CanSino didasarkan pada suntikan hasil rekayasa genetika yang mereka buat untuk melindungi manusia dari Ebola.
Sedangkan kandidat penelitian terkemuka asal AS menggunakan pendekatan yang berbeda. Mereka membuat vaksin dari salinan sepotong kode genetik virus corona.
(Helmi Ade Saputra)