Masyarakat Jawa memiliki segudang tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. Salah satunya tradisi kematian bernama upacara Brobosan. Tradisi inilah yang dikabarkan akan dilakukan pada upacara kematian ibunda Presiden Joko Widodo, Sudjiatmi Notomihardjo.
Dalam kepercayaan Jawa, kematian adalah suatu hal yang sakral sehingga masyarakat dianjurkan untuk menghormati orang yang telah meninggal. Tak pelak, bila hingga saat ini, berbagai ritual kematian masih sering dilakukan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Termasuk ritual atau upacara Brobosan ini. Sebagian dari Anda tentu masih asing dengan tradisi Brobosan. Oleh karena itu, pada artikel kali ini, Okezone akan mengulas secara singkat tata cara dan makna dari tradisi ini. Berikut ulasannya.
Mengutip laman Boombastis, Kamis (26/3/2020), Brobosan merupakan ritual khusus yang dilaksanakan masyarakat Jawa ketika ada teman atau keluarga yang meninggal dunia. Pelaksanaan tradisi ini adalah dengan berjalan di bawah keranda mayat yang diangkat tinggi, sebelum jenazah dibawa ke liang kubur.
(Foto Presiden Jokowi saat di rumah duka : BPMI Setpres-presidenri.go.id)
Tradisi Brobosan biasanya dilakukan oleh anak, cucu, atau kerabat terdekat dari orang yang meninggal. Tujuan tradisi ini adalah untuk menghormati serta mengenang jasa-jasanya.
Selain itu, Brobosan juga identik dengan tuah dari jenazah. Apalagi bila seseorang yang meninggal itu, semasa hidupnya memiliki umur yang panjang. Konon, usia orang itu dapat mempengaruhi umur kerabat dan keluarganya.