Virus corona jenis baru, sebagai penyebab dari penyakit COVID-19 sudah dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO, selaku Badan Kesehatan Dunia.
Sejak pertama kali muncul dan merebak di Wuhan, Provinsi Hubei, China, sekitar Desember 2019 lalu virus corona jenis baru ini telah menelan korban sebanyak 6.500 orang di seluruh dunia.
Walau sudah muncul selama kurang lebih tiga bulan, sampai sekarang belum bisa dipastikan betul seperti apa karakter dari virus corona jenis baru ini.
Contohnya bisa dilihat di kasus pada pasien positif seorang wanita, yang pertama kali didiagnosa positif terinfeksi virus corona COVID-19 pada akhir Januari 2020 silam. Dinyatakan sembuh dan boleh keluar dari rumah sakit pada 1 Februari, namun kemudian disebutkan kembali terinfeksi.
Tes positif kedua terhadap virus corona juga telah dilaporkan di China. Portal berita Shanghai The Paper melaporkan, salah satu fasilitas kesehatan darurat di Wuhan telah mengeluarkan pemberitahuan darurat pada 5 Maret, yang menyatakan lebih banyak pasien sebelumnya telah pulang kala itu kembali masuk rumah sakit karena jatuh sakit untuk kedua kalinya.
Hal ini jadi memunculkan pertanyaan, apakah bisa seseorang terinfeksi virus korona COVID-19 kembali bahkan hingga sampai dua kali?
Philip Tierno Jr, professor microbiologi dan patologi di New York University, mengemukakan bahwa sekali terinfeksi sebetulnya infeksi tersebut bisa tidak aktif. Namun jika menemukan jalurnya, bisa bergerak ke paru-paru.