SEBAGIAN masyarakat Indonesia yang sudah berumahtangga masih tinggal satu rumah dengan orangtua atau mertua. Contoh yang menjalani kehidupan seperti ini adalah Wiwid (nama samaran).
Tinggal satu rumah dengan mertua tentu punya tantangan tersendiri, dan hal inilah yang dikisahkan Wiwid. Ia sabar menjalaninya meski merasa tidak nyaman. Ia kuatkan hatinya agar tidak berdosa sekaligus agar tidak jadi anak yang durhaka.
Ketidaknyaman semakin meningkat karena Wiwid merasa tidak cocok dengan ibu mertuanya. Kepada Okezone, ia mengaku kerap tersinggung oleh kelakuan ibunya itu, yakni menceritakan kejelekan Wiwid kepada orang lain.
Terkadang kejelekan yang diceritakan oleh mertua Wiwid dirasa bukan berdasarkan kenyataan, melainkan hasil imajinasinya sendiri. Wiwid mengatakan sempat ditegur oleh seseorang yang tidak dikenalinya saat pergi berbelanja di pasar perumahan.
Setelah diselidiki wanita paruh baya yang menegur Wiwid di pasar itu adalah teman sang mertua. Beberapa hari sebelum kejadian, mertua Wiwid memang pergi meninggalkan rumah untuk bertemu temannya.
Rupanya momen itu diduga dimanfaatkan oleh sang mertua untuk menyebarkan ujaran kebencian terhadap Wiwid. Dalam cerita tersebut ia dituduh berlaku kasar dan tidak memberikan makanan yang layak kepada sang mertua.