Penderita MSP akan mengklaim bahwa anaknya sakit dan mengelabui gejala yang ditimbulkan. Tujuannya sama, mendapatkan perhatian atau simpati dari pihak lain.
Nama Munchausen diambil dari seorang aristokrat Jerman yakni Baron von Munchausen. Ia dikenal menceritakan kisah yang dibuat-buat tentang kebiasaan dan perilakunya sehari-hari.
Berbeda dengan hipokondria atau gangguan kecemasan terhadap sebuah penyakit, penderita sindrom munchausen menyadari gejala penyakitnya itu sebetulnya bersifat fiktif. Orang yang mengidap sindrom ini tahu betul dan sadar dirinya tak mengidap penyakit apapun. Mereka dengan kesadaran menciptakan kondisi klinis untuk menarik perhatian orang lain.