Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Waspada Antraks, Sapi yang Mati Dikubur dengan Cor Beton

Waspada Antraks, Sapi yang Mati Dikubur dengan Cor Beton
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

MESKIPUN sudah tidak lagi menyandang status Kejadian Luar Biasa (KLB), rupanya hewan-hewan di Yogyakarta masih mati mendadak. Diduga, meninggalnya sapi tersebut lantaran adanya virus antraks.

Saat ini, kematian sapi secara mendadak terus bertambah, dalam tiga hari jumlah sapi mati mencapai 12 ekor dan menimbulkan keresahan masyarakat.

Kejadian terakhir menimpa sapi milik Ngadiyo (60) warga Desa Lembutan Kecamatan Playen dan setelah diambil sampel langsung dikubur. Penguburan bangkai sapi ini selain sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) oleh warga dikubur dengan konstruksi cor beton.

Harapannya agar jika sapi positif antraks tidak menular ke manusia. Sementara, dampak isu antraks mempengaruhi tingkat konsumsi daging di Pasar Argosari Wonosari.

 Sementara, dampak isu antraks mempengaruhi tingkat konsumsi daging di Pasar Argosari Wonosari.

”Penurunan penjualan cukup drastis. Satu minggu biasanya memotong 4-5 ekor sapi, saat ini 1 ekor sapi sudah seminggu belum habis terjual,” kata pedagang daging sapi di Pasar Argosari Wonosari, Rubiyanti.

Sementara terkait dengan kematian sapi di Desa Plembutan Kecamatan Playen, oleh masyarakat dikubur dengan dilakukan pengecoran menggunakan beton. Mereka mengkhawatirkan jika hanya dikubur tanpa dicor, dikhawatirkan bakteri antraks masih bisa menular.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement