SAMPAI detik ini, obat untuk mengatasi penyakit COVID-19 memang belum berhasil diciptakan. Obat penyembuhnya pun belum dipastikan, meski begitu pasien akan diatasi gejala penyakitnya.
Tidak tinggal diam, pemerintah China terus melakukan penelitian terkait dengan upaya penyembuhan pasien COVID-19 yang telah menewaskan 1.775 jiwa dari 71.326 kasus secara global.
Uji klinis terkait antivirus pun tengah dilakukan. Ya, pemerintah China sedang melakukan uji klinis terkait antivaksin virus korona baru (2019-nCoV). Tiga obat disebutkan di sana, Remdesivir, Chloroquine Phosphate, dan Favipiravir.
Selain tiga obat ini, pemerintah China pun diketahui telah melakukan uji coba penyembuhan pasien COVID-19 dengan menggunakan plasma konvalesen. Plasma ini adalah plasma dari pasien COVID-19 yang pulih dan dikumpulkan oleh tim medis.

Berdasarkan hasil penelitian, plasma pasien COVID-19 yang pulih tersebut mengandung sejumlah besar antibodi pelindung yang dianggap efektif menjaga sistem imun pasien COVID-19.
Dilansir dari China.org, sejauh ini sudah ada total 11 pasien parah dari beberapa rumah sakit di Wuhan telah menerima terapi plasma pemulihan ini dengan semua indikator klinis mereka menjadi lebih baik dan tidak ada reaksi merugikan yang jelas.
Studi klinis pada terapi sel induk, yang dapat menghambat reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh, juga telah dilakukan untuk merawat pasien yang parah.