Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

China Kembangkan Antivirus COVID-19 dari Obat Anti-Malaria

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Senin, 17 Februari 2020 |10:45 WIB
China Kembangkan Antivirus COVID-19 dari Obat Anti-Malaria
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

BEBERAPA waktu lalu, China menggunakan obat remdesivir untuk melawan COVID-19. Obat ini merupakan pabrikan Gilead, salah satu laboratorium farmasi terkemuka di Amerika Serikat.

Remdesivir dianggap mampu menjadi antivirus korona baru (2019-nCoV) yang menyebaban COVID-19. Meski begitu, pihak Gilead pun memberikan pernyataan bahwa untuk memproduksi massal obat ini, mereka perlu persiapan yang matang dan perlu dilakukan peneltiian lebih lanjut terkait efektivitas obat.

Nah, baru-baru ini pemerintah China mengeluarkan pernyataan terkini bahwa mereka sudah mulai melakukan uji klinis terhadap antivirus korona. Tidak hanya menggunakan Remdesivir, peneliti China juga diketahui menggunakan Chloroquine Phosphate dan Favipiravir.

peneliti China juga diketahui menggunakan Chloroquine Phosphate dan Favipiravir.

Chloroquine Phosphate sendiri merupakan obat antimalaria yang sudah digunakan berpuluh-pulih tahun lamanya. Obat ini dipercaya dapat secara efektif menghambat infeksi COVID-19. Sementara itu, Favipiravir adalah obat antiinfluenza.

Tiga obat antivirus korona baru (2019-nCoV) ini dipilih berdasarkan hasil seleksi yang luar biasa ketatnya. Hal ini disampaikan langsung Direktur Pusat Pengembangan Bioteknologi Nasional China di bawah Kementerian Sains dan Teknologi, Zhang Xinmin, dikutip dari Xinhuanet.

"Para peneliti memindai lebih dari 70.000 obat atau senyawa melalui simulasi komputer dan tes aktivitas enzim in vitro, dan memilih 5.000 kandidat obat yang berpotensi efektif," kata Zhang.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement