Dikarenakan tingginya jumlah pasien di rumah sakit, para suster semuanya harus bekerja selama 10 jam shift, Yao menambahkan bahwa para staf juga tidak diizinkan untuk istirahat makan dengan benar, rehat sejenak atau menggunakan kamar kecil selama bekerja.
Bekerja seharian dengan mengenakan setelan APD lengkap, bukan hanya keringat tapi juga luka yang didapat oleh para suster. “Saat selesai bekerja, ketika melepas setelan suit, kami akan menemukan pakaian kami benar-benar basah oleh keringat. Di bagian dahi, hidung, leher, dan wajah kita ada bekas tali masker ketat dan kadang-kadang bahkan luka,”ungkap Yao, seperti dikutip Nextshark, Jumat (14/2/2020).
Bukan hanya bekas luka karena memakai masker ketat sepanjang hari, Yao menambahkan beberapa staf medis merasa sangat kelelahan. Bahkan karena terlalu lelah untuk berjalan pulang, mereka lebih memilih untuk tidur di bangku-bangku rumah sakit
“Ini pekerjaan yang sulit dan sangat menyedihkan, sebagian besar kita tidak punya waktu untuk memikirkan keselamatan kita sendiri. Kami juga harus merawat pasien dengan perawatan yang lembut, karena banyak orang datang kepada kami dengan rasa takut yang besar, beberapa dari mereka berada bahkan di ambang gangguan saraf,” pungkas Yao.
(Helmi Ade Saputra)