“Apoteker yang baik sesekali harus menelepon untuk mengetahui kondisi pasiennya. Bahkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), apoteker harus melakukan pelayanan dengan datang langsung ke rumah pasiennya (Home Care) terutama untuk pasien geriatri (lanjut usia) untuk mengetahui kondisi pasiennya,” lanjutnya.
Pemberian informasi kepada masyarakat terkait dengan penggunaan obat yang benar memang sangat penting. Contohnya ketika seorang apoteker memberikan obat antibiotik sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter. Sebagai tenaga kesehatan di bidang kefarmasian mereka wajib menjelaskan antibiotik apa yang harus dihabiskan dan menjelaskan masing-masing obat sesuai dengan diagnosis dokter.
“Apoteker tidak diperkenankan menjual antibiotik tanpa resep dokter. Antibiotik ada banyak jenisnya dan wajib dihabiskan. Ada yang dosis tiga hari sudah habis, tapi juga ada obat yang berisi 10-12 satu stripnya. Nah di sinilah peran seorang apoteker diperlukan, yakni memberitahu pasien obat apakah yang wajib untuk dihabiskan,” tuntasnya.
(Dinno Baskoro)