Iqbal menyebutkan, finger print pasien ini diterapkan berdasarkan audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di setiap rumah sakit. Banyak kejanggalan yang ditemukan, yang ujung-ujungnya merugikan.
"Berdasarkan audit BPKP, hemodialisis itu kan memakan biaya tinggi, seminggu pasien datang 2-3 kali. Ternyata ditemukan modus, misalnya kepalsuan data, penggandaan dan sebagainya," terangnya.
Dengan penerapan finger print pasien, tentu dapat meminimalisir masalah tersebut. Prosesnya pun lebih mudah dan tidak lagi merepotkan, meski di awal semua belum terbiasa.
(Muhammad Saifullah )